ANKARA, Turki (AP) – Turki telah mengerahkan senjata anti-pesawat dan senjata lainnya di sepanjang perbatasannya dengan Suriah, televisi pemerintah melaporkan pada Kamis, beberapa hari setelah jatuhnya jet militer Turki oleh pasukan Suriah yang meningkatkan ketegangan antara kedua negara.
Sebuah konvoi kecil truk militer, yang membawa senjata anti-pesawat, memasuki sebuah pos militer di kota perbatasan Guvecci, yang berhadapan dengan pos militer Suriah di seberang perbatasan dan tempat pasukan Suriah dan pemberontak bentrok dalam beberapa bulan terakhir, menurut tayangan televisi TRT. .
Beberapa senjata antipesawat juga dikerahkan di tempat lain di sepanjang perbatasan. Beberapa truk terlihat membawa peluncur roket ganda, menurut rekaman TRT.
Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan pada hari Selasa memperingatkan bahwa setiap unit militer Suriah yang mendekati perbatasannya akan dianggap sebagai ancaman langsung. Sekutu Turki di NATO menyatakan solidaritasnya dengan Ankara dan mengutuk serangan Suriah, namun tidak menyebutkan tindakan pembalasan apa pun terhadap Suriah.
(peta tekan mapid=”1628″)
Pengerahan tersebut dilakukan sebelum Presiden Abdullah Gul memimpin pertemuan Dewan Keamanan Nasional pada hari Kamis, kata TRT. Pertemuan tersebut, yang dihadiri oleh anggota kabinet dan petinggi militer, diperkirakan akan fokus pada ketegangan dengan Suriah.
Turki dan Suriah membina hubungan dekat sebelum pemberontakan Suriah dimulai pada bulan Maret 2011, namun sejak itu Turki telah menjadi salah satu pengkritik terkuat rezim Suriah dan telah berulang kali meminta Presiden Suriah Bashar Assad untuk mundur ketika 33.000 warga Suriah mencari perlindungan di Turki.
Turki juga menjadi tuan rumah bagi kelompok oposisi sipil serta ratusan pembelot tentara yang berafiliasi dengan Tentara Pembebasan Suriah dan mengumpulkan makanan serta perbekalan lainnya untuk dikirimkan kepada rekan-rekan mereka di jalur penyelundupan.
Seorang menteri Suriah mengatakan pada hari Rabu bahwa pasukan negaranya mungkin salah mengira pesawat Turki yang mereka tembak jatuh sebagai pesawat Israel.
Menteri Penerangan Suriah Omran al-Zoebi mengatakan kepada saluran berita Turki A Haber dalam sebuah wawancara telepon pada hari Rabu bahwa negaranya “tidak menginginkan krisis antara Turki dan Suriah.”
Al-Zoebi mengatakan sebagian besar jet tempur Turki dan Israel adalah buatan AS, sehingga mungkin menyebabkan pasukan Suriah salah mengira mereka sebagai jet Israel.
Suriah menyatakan pesawat militer Turki melanggar wilayah udaranya pada hari Jumat. Turki mengatakan meskipun jet tersebut secara tidak sengaja tersesat di wilayah udara Suriah, pesawat tersebut berada di dalam wilayah udara internasional ketika ditembak jatuh oleh Suriah di atas Laut Mediterania.
Pencarian dua pilot yang hilang sedang dilakukan di perairan Suriah, namun harapan untuk selamat telah meredup, kata pihak berwenang Turki.
Hak Cipta 2012 Associated Press.