Perjanjian damai Mesir dengan Israel adalah “tanda rasa malu bagi rakyat Mesir” dan harus diubah, kata penasihat media Partai Kebebasan dan Keadilan Mesir, gerakan politik Ikhwanul Muslimin, pada hari Kamis.
Ahmed Subei mengatakan kepada TV Iran Al-Alam bahwa Mesir harus mempertimbangkan kembali “segala sesuatu yang berkaitan dengan … kedaulatan atas negaranya” dan mengklaim bahwa peningkatan kasus hepatitis, kanker, dan infeksi ginjal di negaranya merupakan konsekuensi dari kemiripan Camp David.
Subei menyampaikan komentar tersebut dalam siaran tanggal 22 Agustus, dan pernyataannya diterjemahkan oleh Middle East Media Research Institute. Ia juga menyatakan dukungannya terhadap pembebasan Palestina dan “perlawanan” Palestina.
Perjanjian tersebut menjadi dasar perjanjian perdamaian Israel-Mesir tahun 1979 dan penarikan diri Israel dari Semenanjung Sinai.
“Perjanjian ini memberikan beban berat bagi rakyat Mesir dan melemahkan kedaulatan Mesir. Hal ini bahkan merusak proyek pengembangan Sinai. Oleh karena itu, ini adalah perjanjian yang tidak adil dan tidak adil, yang mengisolasi Mesir dari lingkungan Arab dan Islam, dan dari upaya pan-Arab untuk membebaskan tanah Palestina, dan mendukung perlawanan Palestina,” kata Subei.
Subei mengaitkan perjanjian perdamaian dan Israel dengan “penyakit endemik” di Mesir. “Selain itu, pestisida karsinogenik diimpor dari entitas Zionis, dan pertanian Mesir disediakan untuk entitas Zionis. Hal ini menyebabkan hancurnya berbagai sektor di Mesir.
“Mesir kini menderita penyakit endemik, seperti berbagai jenis kanker, hepatitis, dan infeksi ginjal. Semua penyakit ini dan penyakit lainnya adalah akibat dari pestisida karsinogenik yang dibawa ke sini melalui kesepakatan tersebut.”
Subei berkata: “Memang, ini adalah perjanjian tidak adil yang memerlukan peninjauan ulang segala sesuatu yang berkaitan dengan kedaulatan Mesir atas tanahnya.”
Subei bekerja sebagai redaktur pelaksana situs berita resmi Ikhwanul Muslimin, dan menjabat sebagai konsultan media Partai Kebebasan dan Keadilan ketika Ikhwanul Muslimin memilih Mohammed Morsi, yang memenangkan pemilu, sebagai calon presidennya.
Secara bertanggung jawab menutupi masa yang penuh gejolak ini
Sebagai koresponden politik The Times of Israel, saya menghabiskan hari-hari saya di Knesset untuk berbicara dengan para politisi dan penasihat untuk memahami rencana, tujuan, dan motivasi mereka.
Saya bangga dengan liputan kami mengenai rencana pemerintah untuk merombak sistem peradilan, termasuk ketidakpuasan politik dan sosial yang mendasari usulan perubahan tersebut dan reaksi keras masyarakat terhadap perombakan tersebut.
Dukungan Anda melalui Komunitas Times of Israel bantu kami terus memberikan informasi yang benar kepada pembaca di seluruh dunia selama masa penuh gejolak ini. Apakah Anda menghargai liputan kami dalam beberapa bulan terakhir? Jika ya, silakan bergabunglah dengan komunitas ToI Hari ini.
~ Carrie Keller-Lynn, Koresponden Politik
Ya, saya akan bergabung
sudah menjadi anggota? Masuk untuk berhenti melihatnya
Anda adalah pembaca setia
Kami sangat senang Anda membaca X Artikel Times of Israel dalam sebulan terakhir.
Itu sebabnya kami memulai Times of Israel sebelas tahun yang lalu – untuk menyediakan liputan yang wajib dibaca tentang Israel dan dunia Yahudi kepada pembaca cerdas seperti Anda.
Jadi sekarang kami punya permintaan. Tidak seperti outlet berita lainnya, kami belum menyiapkan paywall. Namun karena jurnalisme yang kami lakukan mahal, kami mengundang para pembaca yang menganggap The Times of Israel penting untuk membantu mendukung pekerjaan kami dengan bergabung Komunitas Times of Israel.
Hanya dengan $6 sebulan, Anda dapat membantu mendukung jurnalisme berkualitas kami sambil menikmati The Times of Israel IKLAN GRATISserta akses konten eksklusif hanya tersedia untuk anggota komunitas Times of Israel.
Terima kasih,
David Horovitz, editor pendiri The Times of Israel
Bergabunglah dengan komunitas kami
Bergabunglah dengan komunitas kami
sudah menjadi anggota? Masuk untuk berhenti melihatnya